Powered By Blogger

Rabu, 20 April 2011

HUBUNGAN ANTAR SIKLUS


Dalam suatu perusahaan manufaktur kas digunakan untuk memperoleh bahan baku, aktiva tetap, dan barang-barang serta jasa yang diperlukan untuk memproduksi persediaan (siklus perolehan dan pembayaran). Kas juga digunakan unutk memperoleh tenaga kerja bagi keperluan yang sama.  Siklus-siklus transaksi sangant penting sekali dalam pelaksanaan audit. Umumnya auditor memperlakukan setiap siklus secara terpiesah dalam pelaksanaan audit. Meskipun siklus yang berbeda itu perlu dikaitkan dalam waktu yang berlainan. Auditor haris memperlakukan siklus-siklus itu secara terpisah agar dia dapt menangani audit yang kompleks secara efektif.
MENETAPKAN TUJUAN AUDIT
            Auditor melakukan audit sesuai degan pendekatan siklus dengan melaksanakan pengujian audit ats transaksi yang membentuk saldo akhir dan juga melaksanakanpengujian audit atas saldo akun itu sendiri. Akan tetapi tidak praktis bagi auditor mendapatkan keyakinan menyeluruh atas kebenaran setiap jenis transaksi sebagi akibat kurangnya akibat keyakinan atas kebenaran saldo piutang usaha. Dalam hal ini, keyakinan menyeluruh dapat ditingkatkan dengan mengaudit rincian saldo akhir piutang usaha. Biasanya auditor menemukan bahwa, cara yang paling efisiaen unutk melakukan audit adalah mendapatkan keyakinan gabungan untuk setiap golongan transaksi dan saldo akhir dari akun terakhir. Terdapat beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi untuk setiap saldo akun. Tujuan audit ini dinamakan tujuan auditberkait-saldo. Asersi menejemen adalah pernyataan yang tersirat  atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berhubungan langsung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan ini merupakan bagian dari kriteria manajemen unutuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.
            PSA 07 (SA 326) menggolongakan lima kategoti pernyataan yang luas
1.      Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian, ini berkaitan dengan apakah aktiva kewajiban dan ekuitas yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi benar-benar terjadi selama periode akuntansi.
2.      Asersi mengenai kelengkapan, ini menyatakan bahwa semua transaksi dan akun yang seharusnya ada dalam laporan keuangan semuanya memang dimasukkan.
3.      Asersi mengenai hak dan kewajiban, ini berhubungan dengan apakah aktiva memang menjadi hak perusahaan dan hutang menjadi kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
4.      Asersi mengenai penilaian dan alokasi, ini menyangkut masalah apakah aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan atau beban telah dimasukkan kedalam laoran keuangan dengan angka-angka yang wajar.
5.      Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan, ini menyangkut masalah apakah komponen-komponen dalam laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan dengan sepantasnya.


TUJUAN AUDIT UMUM BERKAIT TRANSAKSI
            Tujuan audit berkait-transaksi dari auditor adalah sejalan dan berkaitan erat dengan pernyataan manajemen. Tujuan audit berkait-transaksi dimaksudkan untuk berfungsi sebagi kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bahan bukti komponen yang cukp dibutuhkan oleh stnadaar pekerjaan lapangan ketiga dan memutuskan bahan bukti yang pantas unutk dikumpulaknsesuai dengan penugasan. Tujuan ini akan tetap sama dari suatu audit ke audit lainnya tetapi bahan buktinya berlainan,  tergantung pada keadaan.
            Enam tujuan audit umum berkait-transaksi sebagi berikut
1.      Eksistensi-transaksi yang tercatat memang eksis, tujuan ini berkenaan dengan apakah transaksi nyang di catat secara aktual memang terjadi. Memasukkan penjualan ke dalam jurnal penjualan diman penjualan tidak terjadi merupakan penyimpangan dari tujuan eksistensi. Tujuan ini merupakan cara auditor unutk memenuhi esersi menejemen mengenai eksistensi atau keterjadian.
2.      Kelengkapan-transaksi-transaksi yang ada telah di catat. Tujuan ini menyangkut apakah seluruh trnsaksi yang seharusnya ada dalam jurnal, secara aktual telah dimasukkan. Kelalaian memasukkan satu penjualan dalam jurnal penjualan dan buku besar sedangkan penjualan tersebut terjadi, merupakan penyimpangan dari tujuan kelengkapan. Tujuan ini merupakan cara auditor untuk memenuhi asersi manajemen mengenai kelengkapan.
3.      Akurasi-transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang benar. Tujuan ini menyangkut keakuratan informasi untuk transaksi akuntansi. Unutk transaksi penjualan, akan merupakan penyimpangan dari tujuan akurasi jika kuantitas barang yang dikirim berbeda dengan kuantitas yang ditagih. Harga jual yang sah dipakai unutk penagihan, terjadi kesalahan perkalian atau penjumlahan dalam penagihan, atau jumlah yang dicantumkan dalam jurnal penjualan. Akurasi adalah satu bagian dari asersi penilaian atau alokasi.
4.      Klasifikasi-transaksi yang dicantumkan dalam jurnaldiklasifikasikan dengan tepat. Contoh salah klasifikasi untuk penjualan antara lain penjualan tunai diklasifikasikan sebagai penjualan kredit, mencatat penjualan aktiva tetap operasi sebagai pendapatan, dan salah mengklasifikasikan penjualan komersial sebagai penjualan intern. Klasifikasi juaga bagian dari asersi penilaian atau alokasi.
5.      Saat pencatatan-transaksi dicatat pada tanggal yang benar. Kesalahan saat pencatatan terjadi jika transaksi tidak catat pada tanggal transaksi terjadi.
6.      Posting pengikhtisaran. Transaksi yang tercatat secara tepat dimasukkan dalam berkas induk dan  diikhtisarkan dengan benar. Tujuan ini menyangkut apakah keakuratan transfer informasi dari transaksi yang tercata dalam jurnal kecatatan tambahan atua buku besar.


TUJUAN AUDIT SPESIFIK BERKAIT-TRANSAKSI
            Tujuan audit umum berikat-transaksi harus diterapkan kesetiap jenis transaksiyang material dalam audit. Biasanya meliputi penjualan, penerimaan kas. Perolehan barang dan jasa, penggajaian dan sebagainya.
ASERSI MANAJEMEN
TUJUAN AUDIT UMUM BERKAIT TRANSAKSI
TUJUAN AUDIT SPESIFIK BERKAIT TRANSAKSI
Eksistensi atau keterjadian
eksistensi
Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman kepada konsumen yang benar-benar ada
kelengkapan
kelengkapan
Teransaksi penjualan yang ada seluruhnya telah di catat
Penilaian atau alokasi
akurasi
Penjualan yang dicatat adalah sejumlah barang yang dikirim dan ditagioh dan dicatat dengan benar

klasifikasi
Teransaksi penjualan diklasifikasikan dengan tepat

Saat pencatatan
Penjualan dicatat pada tanggal yang benar

Posting dan pengikhtisaran
Transaksi penjualan dicatat dalam buu tambahan dengan benar dan diikhtisarkan dengan benar
Hak dan kewajiban


Penyajian dan pengungkapan



            Tabel ini mengikhtisarkan enam tujuan audit berkait-transaksi. Meliputi tujuan berbentuk umum, penerapan tujuan ketransaksi penjualan dan asersi. Perhatikan bahwa hanya tiga asersi yang berkaitan dengan tujuan audit berkait-transaksi. Ini menunjukkan  bahwa dua asersi tidak dapat dipenuhi dengan melakukan pengujian atasa pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.





TUJUAN AUDIT BERKAIT-SALDO
            Tujuan audit berkait-saldo serupa dengan tujuan audit berkait-transaksi. Tujuan ini juga mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja untuk membantu auditor mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup. Tujuan audit ini juga dapat dibagi menjadi tujuan audit berkait-saldo umum dan spesifik. Ada dua perbedaan antara tujuan antara keduanya. Pertama, seperti dilihat dari namanya, tujuan audit berkait0salso diterapkan kepada saldo akun, sementara tujuan audit berkait transaksi diterapkan pada jenis golongan transaksi. Kedua, ada lebih banyak tujuan audit untuk saldo akun dibanding dengan jenis transaksi. Ada sembilan tujuan audit berkait-saldo, yaitu:
1.      Eksistensi, angka-angka yang dicantumkan memang eksis, tujuan ini menyangkut apakah angka-angka yang dimasukkan dalam laporan keuangan memang seharusnyadimasukkan. Pencantuman penjualan dalam jurnal penjualan dan buku besar padahal tidak ada penjualan yang terjadi melanggar tujan eksistensi. Tujuan ini meruoakan cara auditor unutk memenuhi asersi manajeman mengenai keberadaan dan keterjadian.
2.      Kelengkapan, angka-angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya. Tujuan ini menyangkut apakah semua angka-angka yang seharusnya dimasukkan memang diikut sertakan secara lengkap. Tujuan ini merupakan cara auditor unutk memenuhi asersi manajemen menganai kelengkapan. Tujuan eksistensi dan kelengkapan menekankan masalah audit yang berlawanan. Eksistensi berkaitan dengan lebih saji yang mungkian terjadi dan kelengkapan berkaitan dengan transaksidan jumalah yang tidak dimasukkan.
3.      Akurasi-jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar. Tujuan akurasi mengacu kejumlah yang dimasukkan dengan jumlah yang benar.unsur persediaan dalam aftar persediaan dapat menjadi salah karena jumlah unit persediaan yang ada dilebih sajikan.
4.      Klasifikasi-angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat. Klasifikasi digunakan untuk menunjukan apakah setiap pos dalam daftar klien telah di masukkan dalam akun yang benar. Klasifikasi juga bagian dari asersi penilaian atau alokasi.
5.      Pisah batas-transaksi-transaksi yang dekat dengan tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Tujuan menguji pisah batas adalah untuk memutuskan apakah transaksi telah dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalh transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu periode akuntansi. Pisah bats juga bagian dari asersi penilaian dan alokasi.
6.      Kecocokan rincian-rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar tambahan, dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah dalam buku besar. Saldo akun dalam laporan keuangan berasal dari dan didukung oleh rincian dalam buku beasar tambahan dan rincian yang dipisahkan oleh klien. Tujuan kecocokan-rincian adalah untuk meyakinkan bahawa rincian dalam daftar memang dibuat dengan akurat, dijumlahkan secara benar dan sesuai dengan buku besar.kecocokan rincian juga merupakan bagian dari asersi penilaian atau alokasi.
7.      Nilai realisasi. Tujuan ini berkaitan dengan apakah satu saldo akuan telah dikurangi unutk penurunan dari biaya historis menjadi niali realisasi. Tujuan ini hanya dapat diterapkan kepada akun aktiva dan juga sebagai bagian dari sersi penilaian atau alokasi.
8.      Hak dan kewajiban. Disamping yang telah dimiliki, kebanyakan aktiva harus dipunyai sebelum dapat diterima untuk dicantumkan dalam lporan keuangan. Demikian pula kewajiban yang harus juga dimilki suatu entitas. Tujuan ini merupakan cara auditor unutk memenuhi aseri manajemen mengenai hak dan kewajiban.
9.      Penyajian dan pengungkapan-saldo akun dan persyaratanpengungkapan yang berkaitan telah disajiakan dengan pantas dalam laploran keuangan. Unutk mencapai tujuan penyajian dan pengungkapan auditor melakukan pengujian untuk meyakinkan bahwa semua akun neraca dan laporan laba rugi serta informasi yang berkaitan telah disajikan dengan benar dalam laporan keuangan yang dijelaskan dengan pantas dalam isi dan catatan kaki laoran itu. Tujuan ini adalah cara auditor untuk memenuhi asersi manajemen mengenai penyajian dan pengungkapan.
Tujuan audit spesifik berkait-saldo bagi setiap saldo akun dalam laporan keuangan dapat dikembangkan. Paling sedikit harus ada satu tujuan audit spesifik berkait saldo bagi setiap tujuan audit umum berkait-saldo, kecuali jika auditor menganggap bahwa tujuan audit umum itu tidak relevan.

HUBUNGAN ANTARA ASERSI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT BERKAIT SALDO
ASERSI MANAJEMEN
TUJUAN AUDIT UMUM BERKAIT SALDO
TUJUAN AUDIT SPESIFIK BERKAIT SALDO YANG DITERAPKAN PADA PERSEDIAAN BARANG
Eksistensi atau keterjadian
eksistensi
Semua persediaan yang dicatgat memang terdapat pada tanggal neraca
Kelengkapan
kelengkapan
Semua persediaan yang telah dihitung dan dicantumkan dalam ikhtisar persediaan
Hak dan kewajiban
Hak dan kewajiaban
Perusahaan berhak atas semua persediaan yang tercantum
Persediaan tidak digunakan sebagai jaminan
penilaian atau alokasi
Akurasi
Jumlah persediaan sesuai dengan setiap rincian barang-barang yang secara fisik ada ditangan.
Harga yang digunakan untuk menilai persediaan sudah wajar
Perhitungan harga dikalikan jumlah yang sudah benar dan rincia di tambahkan secara benar

Klasifikasi
Pos-pos persediaan telah diklasifikasikan dengan pantas menurut bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi

Pisah batas
Pisah batas pembelian pada akhir tahun adalah pantas
Pisah batas penjualan pada akhir tahun adalah pantas

Kecocokan rincian
Total persediaan sesuai dengan buku besar

Nilai realisasi
Persediaan telah diturunkan nilainya dimana ada pengurangan  nilai bersih yang direalisasikan
Penyajian dan pengungkapan
Penyajian dan pengungkapan
Kategori utama persediaan dan basis penilaiannya telah diungkapkan
Persediaan yang digadaikan atau diserahkan telah diungkapkan

            Ada 4 tahap mengaudit yaitu:
Tahap I
Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Tahap II
Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi

Tahap III
Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo

Tahap IV
Menyelesaikan audit dan menerbitkan laoran audit

MERENCANAKAN DAN MERANCANG PENDEKATAN AUDIT
            Dalam setiap audit, ada bermacam-macam cara yang dapat ditempuh seorang auditor dalam mengumpulkan bahan bukti untuk mencapai tujuan audit secara keseluruhan. Perencanaan dan perancangan pendekatan audit dapat dipisahkan menjadi bebrapa bagian. Dua diantaranya yaitu:
Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien. Agar dapat menginterpretasikan dengan benar maksud dari informasi yang diperoleh dalam audit dibutuhkan pemahaman atas usaha dan industri klien. Aspek-aspek yang khas dari jenis usaha yang berbeda-beda akan tercermin dalam laoran keuangan.
Memahami struktur pengandalian intern klien dan menetapkan resiko pengendalian. Jika klien mempunyai struktur pengendalian intern yang baik, resiko pengendalian akan renah danjumlah bahan bukti audit yang harus dikumpulkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jika struktur pengendalian internya tidak memadai.
           
Agar dapat merencanakan pengumpulan bahan bukti audit yang mencukupi standar auditing yang berlaku umum memasyarakatkan auditor unutk memhami struktur pengenadalian intern. Setrelah auditor memahami struktur pengendalian intern klien, dia kan mampu mengevaluasi seberapa efektif pengendalian tersebut dalam mencegah dan menemukan pngendalian spesifik yang mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan akan terjadi dan tidak terdeteksi serta tidak diperbaiki dalam waktu yang tepat. Proses ini dikenal sebagai penetapan resiko pengendalian.
            Jika auditor telah menetapkan tinkat resiko pengendalian yang lebih rendah berdasarkan identifikasi pengendalian ia kemuadian dapat memperkecil luas penilaiannya sampai suatu titik dimana ketepatan informasi laporan keuangan yang berkaitan langsung dengan pengendalian itu harus diperiksa keabsahannya melalui pengumpulan bahan bukti.
            Terdapat dua kategori pada prosedur kali ini, yaitu prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo. Prosedur analitis digunakan untuk menetapka kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan. Pengujian terinci atas saldo adalh prosedur khusus unutk menguji kekliruan moneter dalam saldo-saldo laporan keuangan. Ada hubungan yang erat antara penelahaan umum terhadap lingkungan klien, hasil pemahaman atas struktur pengendalian intern serta penetapan resiko pengendalian dan pengujian terinci atas saldo perkiraan laoran keuangan. Jika auditor telah mempunyai kayakinan yang memadai terhadap kewajaran laoran keuangan melalui pemahaman pengendalian dan prosedur analitis maka pengujian terinci atas saldo dapat dikurangi. Akan tetapi dalam hal apapun juga beberapa pengujian terinci atas saldo akun laoaran keuangan yang signifikan tetap dibutuhkan.
            Setelah auditor menyelesaikan semua prosedur, adalah perlu untuk menggabungkan seluruh informasi yang didapat untuk memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran penyajian laoran keuangan. Ini merupakan proses yang sangat subyektif dan sangat tergantung pada pertimbangan profesional auditor. Dalam prakteknya auditor secara berkesinambungan menggabungkan informasi yang didapat selama dia melaksanakan audit. Penggabunagn akhir hanyalah menyatukan dari penggabungan-penggabungan tadi pada saat penyelasaian penugasan. Jika audit telah diselesaikan, kantor akuntan publik harus mengeluarkan laporan audit yang menyertai laporan keuangan klien yang diterbitkan. Laporan itu harus memenuhi persyaratan teknis yang jelas yang dipengaruhi oleh ruang lingkup audit dan sifat temuan auditor.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar